TEORI KOMBINATORIAL
Kombinatorial
adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa
harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. Kombinatorial dapat digunakan
untuk menjawab soal semacam ini tanpa kita perlu mengenumerai semua kemungkinan
jawabannya. Hal ini dapat dilakukan karena didalam kombinatorial terdapat
kaidah dasar menghitung. Dan kombinator digunakan pada teori peluang diskrit
untuk menghitung peluang suatu kejadian terjadi.
A.
Percobaan
Kombinatorial
didasarkan pada hasil yang diperoleh dari suatu percobaan. Percobaan adala
proses fisik yang hasilnya dapat diamati
Contoh
:
1. Melempar dadu
Enam hasil
percobaan yang mungkin untuk pelemparan dadu adalah muka dadu 1,2,3,4,5 atau 6
2. Melempar koin uang Rp 100
Hasil
percobaan melempar koin 100 ada dua kemungkinan maka koin bergambar rumah
gadang atau muka koin yang bergambar wayang.
B.
Kaidah Dasar Menghitung
Dua kaidah dasar yang digunakan sebagai teknik menghitung
dalam kombinatrorial adalah kaidah perkalian (rule of product) dan kaidah
penjumlahan (rule of sum).
a. Kaidah Perkalian (rule of product)
Percobaan 1: p hasil
Percobaan 2: q hasil maka,
Percobaan 1 dan percobaan 2: p ´ q
hasil
b. Kaidah Penjumlahan (rule of sum)
Percobaan 1: p hasil
Percobaan 2: q hasil maka,
Percobaan 1 atau percobaan 2: p + q hasil
C.
Perluasan Kaidah Menghitung
Kaidah perkalian dan penjumlahan diatas dapat diperluas
sehingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah percobaan
masing-masing mempunyai p1, p2, …,pn, hasil percobaan yang mungkin terjadi
dalam hal ini setiap p1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah
hasil percobaan yang mungkin terjadi adalah :
a.
P1
x p2 x … x pn untuk kaidah perkalian.
b.
P1
+ p2 + … + pn untuk kaidah penjumlahan.
D.
Prinsip Inklusi-Eksklusi
Informasi
terkecil yang dapat disimpan di dalam memori computer adalah byte. Setiap byte disusun
oleh 8 bit.
Example
:
1. Setiap byte
disusun oleh 8-bit. Berapa banyak jumlah byte yang dimulai dengan ‘11’
atau berakhir dengan ‘11’?
Answer :
Misalkan
A =
himpunan byte yang dimulai dengan ‘11’,
B =
himpunan byte yang diakhiri dengan ‘11’
A Ç B = himpunan byte
yang berawal dan berakhir dengan ‘11’
maka
A È B = himpunan byte
yang berawal dengan ‘11’ atau berakhir dengan ‘11’
½A½ = 26 = 64,
½B½ = 26 = 64,
½A
Ç B½ = 24 = 16.
maka
½A
È B½ = ½A½ + ½B½ – ½A Ç B½
= 26
+ 26 – 16 = 64 + 64 – 16 =
112.
E.
Permutasi
Permutasi
adalah jumlah urutan yang berbeda dari pengaturan objek-objek. Juga merupakan
bentuk khusus aplikasi dari n objek, urutan kedua dipilih dari n-1 objek,
urutan ketiga dipilih dari n-2 objek, begitu seterusnya, dan urutan terakhir
dipilih dari 1 objek yang tersisa. Menurut kaidah perkalian permutasi dari n
objek adalah
N(n-1)
(n-2) … (2)(1) = n!
Example
:
1. Berapa banyak “kata” yang terbentuk
dari kata “HAPUS”?
Answer :
Cara 1:
(5)(4)(3)(2)(1) = 120 buah kata
Cara 2: P(5,
5) = 5! = 120 buah kata
2. Berapa banyak cara mengurutkan nama
25 orang mahasiswa?
Answer : P(25, 25) = 25!
Ada juga
yang dikatakan permutasi melingkar. Yaitu penyusunan objek-objek yang
megelilingi sebuah lingkaran (atau kurva tertutup sederhana). Jumlah susunan
objek yang mengelilingi lingkaran adalah (n-1)!.
F.
Kombinasi
Bentuk khusus permutasi adalah kombinasi. Jika pada
permutasi urutan kemunculan diperhitungkan, maka pada kombinasi, urutan
kemunculan diabaikan urutan acb, bca, acb dianggap sama dan dihitung sekali.
Example :
1. Misalkan ada
2 buah bola yang warnanya sama dan ada 3 buah kotak. Setiap kotak hanya boleh
berisi paling banyak 1 bola.
Jumlah cara memasukkan bola ke dalam kotak :
2. Bila
sekarang jumlah bola 3 dan jumlah kotak 10, maka jumlah cara memasukkan bola ke
dalam kotak adalah
karena ada 3! cara memasukkan bola yang warnanya sama.
Kombinasi r elemen dari n
elemen, atau C(n, r), adalah jumlah pemilihan yang tidak terurut r
elemen yang diambil dari n buah elemen.
Example from Interpretasi Kombinasi
:
1. C(n, r) = banyaknya himpunan bagian yang
terdiri dari r elemen yang dapat dibentuk dari himpunan dengan n
elemen.
Misalkan A
= {1, 2, 3}
Jumlah
Himpunan bagian dengan 2 elemen:
{1, 2} =
{2, 1}
{1, 3} =
{3, 1} 3 buah
atau
{2, 3} =
{3, 2}
G.
Permutasi dan Kombinasi Bentuk Umum
Misalkan: ada n buah bola yang tidak seluruhnya
berbeda warna (jadi, ada beberapa bola yang warnanya sama - indistinguishable).
n1 bola diantaranya berwarna 1, n2 bola
diantaranya berwarna 2, nk bola diantaranya
berwarna k, dan n1 + n2 + … + nk
= n.
Berapa jumlah cara pengaturan n
buah bola ke dalam kotak-kotak tersebut (tiap kotak maks. 1 buah bola)?
Answer :
Jika n buah bola itu kita anggap berbeda semuanya,
maka jumlah cara pengaturan n buah
bola ke dalam n buah kotak adalah
P(n,
n) = n!.
Dari pengaturan n buah bola itu,
·
ada
n1! cara memasukkan bola berwarna 1
·
ada
n2! cara memasukkan bola berwarna 2
·
ada
nk! cara memasukkan bola berwarna k
Permutasi n buah bola yang mana n1
diantaranya berwarna 1, n2 bola berwarna 2, …, nk
bola berwarna k adalah:
Dengan cara lain :
·
Ada
C(n, n1) cara untuk menempatkan n1
buah bola yang berwarna 1.
·
Ada
C(n – n1, n2) cara untuk
menempatkan n2 buah bola berwarna 2.
·
Ada
C(n – n1 – n2, n3)
cara untuk menempatkan n3 buah bola berwarna 3.
·
Ada
C(n – n1 – n2 – … – nk-1, nk
) cara untuk menempatkan nk buah bola berwarna k.
H.
Kombinasi dengan Pengulangan.
Tinjau kembali persoalan memasukkan bola ke dalam kotak.
Misalkan terdapat r buah bola yang semua warnanya sama dan n buah kotak.
Misalkan terdapat r
buah bola yang semua warnanya sama dan n buah kotak.
1. Jika
masing-masing kotak hanya boleh diisi paling banyak satu buah bola, maka jumlah
cara memasukkannya boal kedalam kotak adalah C(n,r).
2. Jika
masing-masing kotak boleh lebih dari satu buah bola (tidak ada pembatasan
jumlah bola), maka jumlah cara memasukkan bola kedalam kotak adalah C(n+r-1,r)
Contoh :
Pada persamaan x1 +x2+x3+x4=12, xi adalah bilangan bulat ≥0 .
Berapa jumla kemungkinan solusinya?
Penyelesaian:
Analogikan 12 buah bola akan dimasukkan kedalam 4 kotak, maka:
·
Kotak 1 diisi 3 buah bola (x1=3)
·
Kotak 2 diisi 5 buah bola (x2=5)
·
Kotak
3 diisi 2 buah bola (x3=2)
·
Kotak 4 diisi 2 buah bola (x4=2)
sehingga, x1 +x2+x3+x4=3+5+2+2=12
I.
Koefisien
Binomial
1.
x+y0=1
2.
x+y1=x+y
3.
x+y2=x2+2xy+y2
4.
x+y3=x3+3x2y+3xy2+y3
5.
x+y4=x3+4x3y+6x2y2+4xy3+y4
6.
x+y5=x5+5x4y+10x3y2+10x2y3+5xy4+y5
Aturan untuk menjabarkan bentuk perpangkatan x+yn adalah
·
Suku pertama xn, sedangkan suku terakhir
adalah yn
·
Pada setiap suku berikutnya, pangkat x
berkurang satu sedangkan pangkat y bertambah satu. Untuk setiap suku, jumlah
pangkat x dan y adalah n.
·
Koefisien untuk xn-kyk,
yaitu
suku ke- (k+1) adalah C(n,k). Bilangan C(n,k) disebut koefisien binomial.
Aturan
di atas dapat di simpulkan bahwa:
x+yn=Cn,oxn+Cn,1xn-1y1+…+Cn,kxn-kyk+…+Cn,nyn
= k=0nC(n,k)xn-kyk
J. Prinsip Sarang Merpati
Jika
n+1 atau lebih objek ditempatkan di dalam n buah kotak, maka paling sedikit
terdapat satu kotak yang berisi dua atau lebih objek. Prinsip sarang merpati
dikemukakan oleh G.Lejeune Dirichlet,seorang matematikawan Jerman, sehingga
kadang-kadang dinamakan juga prinsip kotak Dirichlet, karena Dirichlet sering
menggunakan prinsip ini dalam pekerjaannya.
example
:
Misalkan
terdapat banyak bola merah,bola putih,dan bola biru di dalam sebuah
kotak.Berapa paling sedikit jumlah bola yang diambil dari kotak (tanpa melihat
kedalam kotak) untuk menjamin bahwa sepasang bola yang berwarna sama terambil?
answer:
Jika setiap warna
dianggap sebagai sarang merpati, maka n=3 karena itu orang mengambil paling
sedikit n+1=4 bola (merpati),maka dapat dipastikan sepasang bola yang berwarna
sama ikut terambil.Jika hanya diambil 3 buah, maka ada kemungkinan ketiga bola
itu berbeda warna satu sama lain.jadi, 4 buah bola adalah jumlah minimum yang
harus diambil dari dalam kotak untuk menjamin terambil sepasang bola yang
berwarna sama.
DISTRIBUSI BINOMIAL
Sering dalam berbagai macam permasalahan
peluang hanya memiliki dua kemungkinan hasil atau dapat disederhanakan menjadi
dua kemungkinan. Sebagai contoh, ketika suatu koin dilempar, maka kita akan
mendapat angka atau gambar. Ketika seorang bayi lahir, maka seorang bayi
tersebut merupakan bayi laki-laki atau perempuan. Dalam permainan bola basket,
tim yang bermain bisa menang atau kalah. Keadaan benar/salah tersebut dapat
dijawab dengan dua cara, yaitu benar atau salah. Kondisi-kondisi lainnya dapat
disederhanakan untuk menghasilkan dua kemungkinan. Sebagai contoh, suatu
pengobatan medis dapat diklasifikasikan sebagai efektif atau tidak efektif,
tergantung hasilnya. Seseorang dapat dikategorikan memiliki tekanan darah
normal atau tidak normal, tergantung dari pengukuran tekanan darahnya.
Pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda, walaupun memiliki empat atau lima pilihan
jawaban, dapat diklasifikasikan menjadi benar atau salah. Kondisi-kondisi yang
telah dicontohkan tersebut dinamakan percobaan binomial.
Percobaan binomial merupakan suatu percobaan yang
memenuhi empat syarat berikut:
- Terdapat n kali percobaan.
- Masing-masing percobaan hanya dapat menghasilkan dua kemungkinan, atau hasil yang diperoleh dapat disederhanakan menjadi dua kemungkinan. Hasil yang diperoleh tersebut dapat dianggap sebagai hasil yang sukses atau gagal.
- Hasil dari masing-masing percobaan haruslah saling bebas.
- Peluang untuk sukses harus sama untuk setiap percobaan.
Suatu percobaan binomial dan
hasilnya memberikan distribusi peluang khusus yang disebut sebagai distribusi
binomial.
Hasil-hasil percobaan binomial dan
peluang yang bersesuaian dari hasil tersebut dinamakan distribusi binomial.
Dalam percobaan binomial,
hasil-hasilnya seringkali diklasifikasikan sebagai hasil yang sukses atau
gagal. Sebagai contoh, jawaban benar suatu pertanyaan pilihan ganda dapat
diklasifikasikan sebagai hasil yang sukses, sehingga pilihan jawaban lainnya
merupakan jawaban yang salah dan diklasifikasikan sebagai hasil yang gagal.
Notasi-notasi yang umumnya digunakan dalam percobaan binomial dan distribusi
binomial adalah sebagai berikut.
Peluang sukses dalam percobaan
binomial dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Rumus Peluang Binomial
Dalam suatu percobaan binomial,
peluang untuk mendapatkan tepat X sukses dalam n percobaan adalah
Untuk mengetahui bagaimana ilustrasi
dari rumus peluang binomial tersebut bermula, perhatikan Contoh 1 berikut.
Contoh 1: Melempar Koin
Suatu koin dilempar sebanyak tiga
kali. Tentukan peluang mendapatkan tepat dua angka.
Pembahasan Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan melihat ruang
sampelnya. Ruang sampel dari pelemparan satu koin sebanyak tiga kali adalah
S
= {AAA, AAG, AGA, GAA, GGA, GAG, AGG, GGG}
Dari ruang sampel, kita dapat
melihat bahwa ada tiga cara untuk mendapatkan tepat dua angka, yaitu AAG, AGA,
dan GAA. Sehingga peluang kita mendapatkan tepat dua angka adalah 3/8 atau
0,375.
Dengan melihat kembali Contoh 1 dari
sudut pandang percobaan binomial, maka contoh tersebut memenuhi keempat
kriteria percobaan binomial.
- Terdapat tiga kali percobaan.
- Setiap percobaan hanya memiliki dua kemungkinan, yaitu angka (A) atau gambar (G).
- Hasil dari masing-masing percobaan saling bebas (hasil dari suatu pelemparan tidak mempengaruhi hasil pelemparan lainnya).
- Peluang percobaan sukses (angka) adalah ½ di setiap percobaannya.
Dalam kasus ini, n = 3, X
= 2, p = ½, dan q = ½. Sehingga dengan mensubstitusi nilai-nilai
tersebut ke dalam rumus, kita mendapatkan
Jawaban tersebut sama dengan jawaban
kita sebelumnya yang menggunakan ruang sampel.
Contoh 1 tersebut juga dapat
digunakan untuk menjelaskan rumus peluang binomial. Pertama, perhatikan bahwa
terdapat tiga cara untuk mendapatkan tepat dua angka dan satu gambar dari
delapan kemungkinan. Ketiga cara tersebut adalah AAG, AGA, dan GAA. Sehingga,
dalam kasus ini banyaknya cara kita mendapatkan dua angka dari pelemparan koin
sebanyak tiga kali adalah 3C2, atau 3. Secara
umum, banyak cara untuk mendapatkan X sukses dari n percobaan
tanpa memperhitungkan urutannya adalah
Ini merupakan bagian pertama rumus
binomial. (Beberapa kalkulator dapat digunakan untuk menghitung kombinasi
tersebut).
Selanjutnya, masing-masing sukses
memiliki peluang ½ dan muncul sebanyak dua kali. Demikian juga masing-masing
gagal memiliki peluang ½ dan muncul sekali. Sehingga akan memberikan,
pada rumus binomial. Sehingga
apabila masing-masing percobaan sukses sukses memiliki peluang p dan
muncul X kali serta peluang gagalnya adalah q dan muncul n
– X kali, maka dengan menuliskan peluang percobaan sukses kita akan
mendapatkan rumus binomial.
Sumber :
http://missblank28.blogspot.co.id/2013/12/kombinatorial-dan-peluang-diskrit.html